Milyuner AS Ini Tak Punya Rumah

Milyuner AS Ini Tak Punya RumahFoto: CNN

Seattle - Sebagai pemilik sederet perusahaan dan dot-com, milyuner Neil Patel memang bisa menerima jenis hunian apa pun sesuai yang diinginkannya. Mansion di pedesaan yang tenang, apartemen penthouse mewah atau kompleks berpagar tinggi di pinggiran kota, tinggal pilih.

Tapi pendiri start-up KISSmetrics dan Crazy Egg ini justru memilih tinggal di hotel. Tepatnya Hyatt Hotel di sentra kota Seattle, AS. \\\"Saya beli daerah di hotel alasannya ialah inilah pilihan yang paling nyaman bagi saya. Lokasinya terbaik untuk kegiatan kerja aku yang hektik,\\\" kata Patel, dilansir dari CNN (25\/5\/2012).

Patel yang gres berusia 27 tahun ini mengatakan, beliau tidak tahu cara memasak atau bersih-bersih. “Saya bisa menghasilkan uang lebih banyak jikalau fokus pada pekerjaan daripada melaksanakan hal-hal lain. Tinggal di hotel menyediakan segalanya yang memungkinkan aku melaksanakan itu,” kata pria yang biasa bekerja lebih dari 70 jam setiap minggunya ini.

Patel sudah terbiasa \\\'hidup di jalan\\\' beberapa tahun belakangan. Selama hampir satu dekade, beliau menghabiskan 50 ahad dalam setahun bepergian untuk mempromosikan bisnisnya, yang berarti menginap di hotel-hotel.

Menurut Patel, complimentary service yang didapatkannya di hotel-hotel membuat jam kerjanya lebih panjang dan fokus menumbuhkembangkan perusahaan-perusahaannya. Kaprikornus dikala beliau pindah ke Seattle di awal 2009, Patel memutuskan tinggal di sebuah apartemen mewah yang masih bab dari kompleks Hyatt at Olive 8.

Hal ini memungkinkan Patel memindahkan seluruh aspek terbaik dari gaya hidup nomaden ke hunian permanennya. Meski terletak di daerah yang berbeda dengan kamar tamu hotel jangka pendek, Patel masih punya susukan ke banyak sekali akomodasi dan layanan yang tersedia untuk tamu reguler.

“Anda bisa memanggil room service dan maid service. Ada restoran, kafetaria di lantai bawah, kafe kecil dan kedai kopi. Tambahan lainnya, Anda juga bisa mendapat semua akomodasi gym, full service spa, sauna dengan ruang steam dan bak renang juga,” kata Patel.

Patel mendeskripsikan hotelnya sebagai lingkungan mewah yang kompak, tanpa bermaksud pamer. “Ada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur dan dapur. Bahkan ada TV di kamar mandi. Tempat ini dilengkapi dengan banyak sekali perangkat elektronik terbaru,” paparnya.

Patel menolak memberitahukan harga hunian mewahnya ini. Tapi beliau bilang kalau penthouse suite tak jauh dari apartemennya ini dijual di kisaran harga US$ 4-5 juta (sekitar Rp 40 miliar).

Selain antusias membicarakan akomodasi langsung yang dimiliki hotel tempatnya tinggal, Patel sama positifnya mengenai kemampuan ganda hotel sebagai basis bisnisnya jikalau diperlukan. Menurutnya, beliau bisa bekerja dari rumah sekaligus menemui klien atau partner bisnisnya tanpa harus membuang waktu berharga dengan bepergian.

“Contoh saja, aku harus menghadiri meeting makan siang, cukup turun ke lantai bawah. Ada ruang business meeting juga. Ada ruangan besar, kecil bahkan grand ballroom untuk menggelar konferensi. Saya dan rekan-rekan pernah menggelar konferensi di sini dan ruang meeting kecilnya muat untuk 100 orang,” terang Patel.

Meski sangat puas dengan semua layanan tersebut, Patel paham kalau sebuah hotel tidak akan pernah jadi lingkungan hunian yang tepat bagi semua orang. “Tentunya sulit membina keluarga di sini jikalau Anda tidak mencari daerah yang lebih luas. Apalagi jikalau Anda tidak suka tinggal di kota yang berisik.”

Bagi milyarder muda dengan fokus dunia kerja tak tergoyahkan, Patel merasa tidak ada yang hilang atau kurang dari gaya hidupnya. “Bagi pria menyerupai saya, ini ideal.”

Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Rumah Termahal di Dunia Milik Orang Terkaya India

Dalam 2 Jam, 98 Unit Rumah Rp 900 Juta di Serpong Ludes

Mencicipi Bisnis Kemitraan Minuman Segala Umur